Evaluasi Menyeluruh Usai Kekalahan 2-3 dari The Green Falcons
Timnas Indonesia harus menelan kekalahan pahit 2-3 dari Arab Saudi pada matchday pertama Grup B Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Bermain di King Abdullah Sports City, Jeddah, Kamis (9/10/2025) dini hari WIB, Skuad Garuda sebenarnya sempat unggul lebih dulu lewat penalti Kevin Diks. Namun, tiga gol balasan dari Waheb Saleh dan Feras Albrikan membalikkan keadaan sebelum Diks kembali memperkecil skor.
Kekalahan ini bukan hanya soal hasil, tapi juga membuka banyak celah dalam struktur permainan Timnas Indonesia. Lini belakang dan lini tengah tampil rapuh, terutama di sisi kanan pertahanan dan sektor tengah yang dikawal Marc Klok. Dua kesalahan fatal dari sektor tersebut berujung langsung pada gol lawan.
Lini Belakang Timnas Indonesia Gagal Menjaga Konsistensi
Yakob Sayuri menjadi salah satu pemain yang paling disorot publik. Bermain sebagai bek sayap kanan, pemain asal PSM Makassar itu gagal tampil solid dalam menjaga kedalaman dan melakukan transisi bertahan.
Kesalahan paling mencolok terjadi pada gol kedua Arab Saudi, saat Yakob menarik jatuh Feras Albrikan di dalam kotak penalti. Pelanggaran tersebut berujung pada hadiah penalti yang dieksekusi dengan sempurna oleh Albrikan. Selain itu, Yakob juga tercatat kehilangan bola sebanyak 21 kali dan hanya mencatatkan akurasi umpan 53 persen—angka yang tergolong rendah untuk posisi full-back modern.
Dalam fase bertahan, Yakob kerap kalah duel udara dan gagal menutup ruang di sisi kanan. Situasi ini membuat pertahanan Timnas Indonesia terlalu mudah ditembus lewat umpan silang atau kombinasi satu-dua cepat dari sayap Arab Saudi. Meskipun memiliki kecepatan dan daya jelajah tinggi, Yakob tampak kesulitan menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan.
baca artikel lainnya : Ole Romeny, Dukungan Netizen Buat Dirinya Pulih Lebih Cepat
Marc Klok, Lini Tengah yang Tak Stabil

Jika di lini belakang ada masalah pada koordinasi, maka di lini tengah persoalan terletak pada penguasaan bola dan ritme permainan. Marc Klok menjadi sorotan utama setelah tampil di bawah performa terbaiknya.
Gelandang naturalisasi asal Persib Bandung itu justru terlibat dalam terciptanya gol pertama Arab Saudi. Sapuannya yang tidak sempurna di area pertahanan membuat bola jatuh ke kaki Waheb Saleh, yang kemudian melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti untuk menaklukkan Maarten Paes.
Selain kesalahan tersebut, Klok juga mencatatkan statistik yang kurang impresif. Ia kehilangan bola sebanyak 10 kali dan hanya memenangkan dua dari lima duel. Kontrol bola yang seharusnya menjadi keunggulannya justru tidak terlihat di laga ini. Ritme permainan Indonesia pun sering terputus di area tengah karena minimnya distribusi bola akurat dari Klok.
Akibatnya, transisi dari bertahan ke menyerang tidak berjalan lancar. Para penyerang seperti Marselino Ferdinan dan Ole Romeny kesulitan mendapatkan suplai bola bersih. Kondisi ini membuat Timnas Indonesia lebih sering tertekan dan gagal mengembangkan permainan.
Beckham Putra Juga Gagal Maksimalkan Peluang
Beckham Putra yang dipercaya tampil sejak awal juga belum menunjukkan kontribusi signifikan. Bermain sebagai penyerang sayap, Beckham kehilangan sentuhan dan kesulitan melewati lawan. Dalam data yang dilansir SofaScore, ia hanya menang tiga dari delapan duel, serta tercatat tiga kali dilewati pemain Arab Saudi.
Minimnya kontribusi Beckham di sektor serang membuat sisi kanan Indonesia menjadi titik lemah. Lawan dengan mudah memanfaatkan area tersebut untuk melancarkan tekanan. Patrick Kluivert kemudian menarik Beckham di awal babak kedua dan menggantikannya dengan Eliano Reijnders untuk menambah energi baru.
Analisis Taktikal: Kluivert Harus Lebih Adaptif
Patrick Kluivert mencoba menerapkan formasi 4-3-3 yang menekankan penguasaan bola dari kaki ke kaki. Namun, penerapan strategi tersebut gagal berjalan mulus karena lemahnya penguasaan lini tengah.
Ketiadaan pivot sejati yang mampu menjaga kedalaman membuat ruang antar lini terbuka lebar. Arab Saudi dengan cerdik memanfaatkan ruang di antara bek dan gelandang untuk menusuk. Feras Albrikan dan Saleh beberapa kali masuk dari celah tersebut, memaksa trio bek tengah Indonesia bekerja ekstra.
Rotasi pemain di menit akhir pun tidak terlalu berdampak besar karena secara struktur permainan, Garuda sudah kehilangan kontrol sejak pertengahan babak pertama.
Tantangan ke Depan : Lini Belakang Timnas Indonesia Harus Di Evaluasi
Kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi tim asuhan Patrick Kluivert. Lini belakang dan tengah perlu evaluasi mendalam, terutama dalam aspek komunikasi dan positioning. Duet antara Jay Idzes dan Jordi Amat sebenarnya tampil cukup solid, namun tanpa bantuan efektif dari gelandang bertahan, lini belakang terlalu mudah diekspos.
Sementara itu, kehadiran Marc Klok di sektor tengah perlu didukung pemain dengan kemampuan distribusi cepat dan mobilitas tinggi. Alternatif seperti Thom Haye atau Ivar Jenner bisa menjadi solusi untuk memperbaiki tempo permainan dan transisi serangan.
Jika ingin berbicara banyak di Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia harus segera memperbaiki kelemahan mendasar ini. Koordinasi antar lini, kemampuan menahan tekanan, dan efektivitas serangan balik menjadi kunci agar Skuad Garuda tidak kembali tergelincir di laga berikutnya.






