
Dari Leicester City ke Cremonese: Perjalanan Seorang Penyerang Ikonik
Nama Jamie Vardy sudah melekat erat dalam sejarah Leicester City. Striker asal Inggris ini menjadi simbol keajaiban sepak bola modern saat membantu Leicester menjuarai Premier League musim 2015/2016 — sebuah pencapaian luar biasa yang tak pernah diprediksi sebelumnya.
Perjalanan Vardy di Leicester tidak selalu berjalan mulus. Musim debutnya di Premier League pada 2014/2015 justru diwarnai kesulitan. Ia hanya mencetak lima gol dari 36 pertandingan. Namun, semusim kemudian, Vardy menjelma menjadi mesin gol yang menakutkan dengan torehan 24 gol dari 36 laga, sekaligus mengantarkan Leicester meraih gelar juara yang fenomenal.
Setelah 13 tahun membela Leicester dan mencatat lebih dari 200 gol dalam 500 penampilan, Vardy akhirnya mengakhiri kisah panjangnya bersama klub tersebut. Kepergiannya terjadi setelah Leicester terdegradasi dari Premier League musim 2022/2023, yang merupakan kali kedua ia merasakan pahitnya turun kasta bersama The Foxes.
Kini, di usia yang tak lagi muda, Vardy memutuskan untuk memulai babak baru dalam kariernya bersama Cremonese, klub asal Italia yang baru kembali ke Serie A setelah absen sejak musim 1995/1996.
Baca artikel lainnya : Gol Pinalti Ronaldo Buktikan Dirinya Belum Habis
Cremonese, Klub Kecil yang Ingin Meniru Keajaiban Leicester bersama Jamie Vardy

Langkah Vardy menuju Cremonese bukan hanya sekadar transfer biasa. Ada kesamaan cerita yang menarik antara dua klub ini. Cremonese adalah klub dengan sejarah panjang, tetapi sempat lama terpinggirkan dari kompetisi papan atas Italia. Setelah bertahun-tahun berkutat di kasta bawah, mereka kembali ke Serie A dengan harapan menciptakan kisah kebangkitan — layaknya Leicester hampir satu dekade lalu.
Vardy sendiri mengaku merasakan atmosfer yang mirip ketika pertama kali bergabung dengan Leicester.
“Setelah bicara dengan manajer dan pemilik, tugas utama adalah memastikan kami bertahan di Serie A. Jujur, itu sama seperti saat saya gabung Leicester,” kata Vardy dalam wawancaranya bersama ESPN.
“Kami tidak pernah berpikir Leicester akan juara. Fokus kami saat itu hanyalah bertahan di liga, tampil maksimal di setiap laga, dan memberikan segalanya.”
Dengan mentalitas pantang menyerah yang telah membawanya menjadi legenda di Inggris, Vardy diharapkan mampu menularkan semangat yang sama kepada skuad Cremonese.
Cremonese, Magnet Baru bagi Para Pemain Senior
Menariknya, Vardy bukan satu-satunya pemain berusia matang yang memilih untuk berlabuh di Cremonese. Klub berjuluk La Cremo itu dalam beberapa musim terakhir mulai dikenal sebagai destinasi bagi para pemain senior yang ingin memberikan kontribusi terakhir mereka di level tertinggi.
Beberapa nama pemain berpengalaman yang juga bergabung atau sempat memperkuat Cremonese antara lain:
- Cyriel Dessers — meski masih dalam usia produktif, penyerang ini datang membawa pengalaman Eropa untuk membantu lini depan.
- Gianluca Saro — kiper berusia matang yang diharapkan memberi stabilitas lini pertahanan.
- Luka Lochoshvili — bek tangguh asal Georgia yang membawa ketenangan dan pengalaman di lini belakang.
Strategi merekrut pemain berusia senior ini bukan tanpa alasan. Pengalaman para pemain veteran menjadi aset penting bagi klub yang ingin segera membangun mentalitas kompetitif dan menjaga kestabilan performa di liga yang sangat ketat seperti Serie A.
Bagi klub seperti Cremonese yang tidak memiliki kekuatan finansial sebesar klub-klub raksasa Italia, mendatangkan pemain berpengalaman menjadi solusi jitu. Mereka tidak hanya memberi dampak teknis di lapangan, tetapi juga menjadi mentor bagi para pemain muda yang sedang berkembang.
Tantangan Usia Tak Membuat Jamie Vardy Surut
Bergabungnya Vardy ke Cremonese juga menjadi simbol bahwa usia bukan halangan untuk tetap bersaing di level tertinggi. Meski telah memasuki usia senja dalam karier pesepakbolanya, Vardy dikenal masih menjaga kondisi fisik dan determinasi yang luar biasa.
Filosofi never give up yang telah ia tunjukkan bersama Leicester akan sangat dibutuhkan oleh Cremonese dalam perjuangan mereka untuk bertahan di Serie A musim ini. Vardy sendiri menegaskan bahwa dirinya datang bukan untuk sekadar mengakhiri karier, melainkan untuk tetap berjuang memenangkan pertandingan.
Harapan Baru Jamie Vardy di Serie A
Kehadiran Jamie Vardy memberi dorongan moral yang besar bagi fans Cremonese. Mereka kini boleh bermimpi bahwa klub kesayangan mereka dapat menulis kisah keajaiban seperti Leicester City pada 2016 lalu.
Dengan kombinasi pemain muda yang haus pengalaman dan pemain senior yang sarat pengalaman, Cremonese sedang membangun formula untuk bertahan — bahkan mungkin bersaing — di papan atas Serie A.
Vardy sendiri tahu bahwa jalan menuju kesuksesan tidak akan mudah, tetapi jika sejarahnya di Leicester menjadi patokan, maka tidak ada yang mustahil dalam sepak bola.