Kelakuan Lamine Yamal Sebelum Laga Membuat Pemain Madrid Emosi

Lamine Yamal Jadi Sorotan Usai El Clasico di Bernabeu

Laga El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona kembali memanas, baik di atas lapangan maupun di luar pertandingan. Salah satu sosok yang mencuri perhatian kali ini adalah Lamine Yamal, winger muda sensasional milik Barcelona.

Yamal menjadi buah bibir bukan hanya karena performanya di lapangan, melainkan juga akibat sejumlah tindakan kontroversial yang ia lakukan menjelang duel akbar di Santiago Bernabeu pada Minggu (25/10/2025) malam WIB.

Pertandingan yang berakhir dengan kemenangan Real Madrid 2-1 itu rupanya menyisakan ketegangan di antara pemain kedua tim. Setelah peluit panjang dibunyikan, beberapa pemain Madrid seperti Dani Carvajal, Vinicius Junior, dan Thibaut Courtois terlihat mendatangi Yamal dengan ekspresi marah.

Menurut laporan dari media Spanyol, ketegangan itu terjadi karena sejumlah aksi dan ucapan Lamine Yamal sebelum laga yang dianggap provokatif oleh para pemain Los Blancos. Rekan-rekan setimnya di Barcelona bahkan harus menarik sang pemain muda untuk menenangkan situasi di lorong stadion.

Awal Mula Ketegangan: Komentar “Tim Pencuri” di Siaran Twitch

Lamine Yamal Bintang Barcelona

Sumber utama kemarahan pemain Madrid ternyata berasal dari komentar Lamine Yamal dalam sebuah siaran langsung di platform Twitch beberapa hari sebelum El Clasico digelar. Dalam sesi tersebut, pemain berusia 17 tahun itu sempat melontarkan pernyataan yang menyinggung Real Madrid secara langsung.

Dalam nada bercanda namun dianggap berlebihan, Yamal menyebut Madrid sebagai “tim pencuri” — sebuah sindiran yang langsung viral di media sosial. Komentar itu menimbulkan reaksi keras dari para pendukung Madrid dan bahkan sampai ke telinga pemain Los Blancos sendiri.

Meskipun Yamal kemudian mencoba menjelaskan bahwa komentarnya hanya gurauan, situasi sudah telanjur panas. Media Spanyol seperti Marca dan AS menyoroti ucapannya, sementara para fans Madrid membanjiri kolom komentar di akun media sosialnya dengan berbagai hujatan.

Ujaran itu menjadi pemicu utama meningkatnya tensi jelang laga El Clasico. Para pemain Madrid dikabarkan membawa emosi tersebut ke dalam pertandingan sebagai bentuk pembuktian di lapangan.

Ulah Sang Ayah: “Saya Memasak di Sini, Putra Saya Akan Memasak di Sana”

Tak hanya Lamine Yamal yang menambah panas suasana, ayahnya, Mounir Nasraoui, juga ikut menyulut api rivalitas. Dalam sebuah sesi Instagram Live menjelang laga, Mounir terlihat sedang memasak sambil berbincang dengan para pengikutnya.

Dalam siaran itu, ia sempat berujar dengan nada penuh percaya diri:

“Saya memasak di sini, dan putra saya akan memasak di sana (Bernabeu).”

Ucapan itu dianggap sebagai sindiran halus kepada Real Madrid dan para pendukungnya. Fans Los Blancos menilai pernyataan tersebut terlalu meremehkan tim tuan rumah, terlebih karena diucapkan oleh figur dekat Lamine Yamal.

Komentar itu pun viral di berbagai platform, memperkeruh suasana menjelang pertandingan besar. Banyak penggemar Madrid menganggap keluarga Yamal terlalu percaya diri dan arogan, terutama mengingat sang pemain masih berusia sangat muda dan belum banyak pengalaman di laga sebesar El Clasico.

Provokasi di Media Sosial Lamine Yamal : Foto Selebrasi di Bernabeu

Kontroversi semakin berlanjut ketika Lamine Yamal memposting sebuah foto di akun media sosialnya beberapa jam sebelum laga. Dalam unggahan tersebut, ia menampilkan momen selebrasinya di Santiago Bernabeu pada musim sebelumnya, ketika Barcelona berhasil mengalahkan Madrid.

Caption yang digunakan memang tidak terlalu eksplisit, namun bagi para fans Madrid, postingan itu dianggap sebagai bentuk ejekan terselubung. Apalagi, unggahan tersebut muncul tepat sehari sebelum El Clasico terbaru dimulai.

baca juga : Viral ! Asean Cup Resmi Jadi Turnamen FIFA

Unggahan itu sontak menuai ribuan komentar. Para pendukung Madrid membalas dengan sindiran tajam, sementara fans Barcelona justru mendukung aksi percaya diri Yamal. Meski demikian, banyak pengamat menilai langkah itu sebagai tindakan kurang dewasa yang seharusnya dihindari pemain muda seperti dirinya.

Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, dikabarkan sempat menegur sang pemain agar lebih berhati-hati dalam berinteraksi di media sosial. Namun, teguran itu tampaknya datang terlambat karena efek provokasi sudah menyebar luas di kalangan publik dan pemain lawan.

Laga Panas: Lamine Yamal Tak Berkutik, Madrid Berjaya

Ketika laga akhirnya dimulai, sorotan tajam tertuju pada Lamine Yamal. Para pemain Madrid terlihat memberikan tekanan ekstra kepada sang winger sejak menit pertama. Dani Carvajal dan Ferland Mendy bergantian menjaga ketat pemain muda tersebut agar tidak leluasa mengembangkan permainan.

Meski sempat menunjukkan beberapa aksi individu menarik, Yamal gagal memberikan kontribusi signifikan. Ia kesulitan menembus pertahanan Madrid yang tampil disiplin dan agresif. Dalam beberapa momen, Yamal bahkan tampak frustrasi ketika bola kerap berhasil direbut oleh lawan.

Barcelona hanya mampu mencetak satu gol melalui Fermin Lopez, sementara Real Madrid memastikan kemenangan lewat dua gol yang dicetak Kylian Mbappe dan Jude Bellingham.

Kekalahan tersebut terasa pahit bagi Barcelona, terutama bagi Yamal yang sebelumnya begitu percaya diri. Setelah peluit panjang dibunyikan, emosi pemain Madrid tampak masih menyala. Beberapa dari mereka mendatangi Yamal dan melontarkan kata-kata keras, sebagai bentuk balasan atas provokasi yang dilakukan sebelumnya.

Situasi hampir berujung ricuh sebelum akhirnya rekan-rekan Yamal, seperti Ronald Araujo dan Frenkie de Jong, segera menenangkannya dan menggiringnya masuk ke lorong stadion.

Reaksi Publik dan Media: Antara Bakat dan Kedewasaan

Setelah pertandingan, nama Lamine Yamal kembali menjadi trending di media sosial. Banyak pihak yang menyoroti tindakannya sebelum El Clasico sebagai bukti kurangnya kedewasaan, meski di sisi lain tak sedikit yang membelanya karena masih sangat muda dan penuh emosi kompetitif.

Media Spanyol menulis bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting bagi Yamal untuk lebih berhati-hati dalam bersikap di depan publik. Mundo Deportivo menyebut bahwa “bakat besar harus diiringi dengan sikap profesional,” sementara Marca menyoroti bagaimana Real Madrid berhasil “membungkam psywar bocah ajaib Barcelona.”

Beberapa legenda sepak bola Spanyol juga ikut berkomentar. Mantan pemain Madrid, Iker Casillas, mengatakan bahwa rivalitas harus dijaga dalam koridor sportivitas. “Anak muda seperti Yamal memiliki masa depan cerah. Tapi ia harus belajar bahwa El Clasico bukan tempat untuk adu mulut, melainkan pembuktian di lapangan,” ujarnya.

Sementara itu, mantan bintang Barcelona, Carles Puyol, memberikan pandangan lebih lembut. “Saya suka semangatnya. Tapi dia harus belajar kapan harus bicara dan kapan harus diam. Rivalitas boleh, tapi tetap dengan respek,” kata Puyol.

Posisi Barcelona di Klasemen dan Tekanan ke Xavi

Kekalahan dari Madrid membuat Barcelona tertahan di posisi kedua klasemen LaLiga dengan 22 poin, tertinggal lima poin dari pemuncak klasemen, Real Madrid yang kini mengoleksi 27 poin.

Hasil ini menambah tekanan bagi pelatih Xavi Hernandez, terutama karena performa timnya mulai tidak konsisten di awal musim 2025/26. Beberapa media lokal bahkan menilai Xavi harus bisa menenangkan ruang ganti, termasuk mengendalikan emosi para pemain muda seperti Yamal yang kini menjadi wajah baru Barcelona.

Meski begitu, Xavi tetap memberikan pembelaan terhadap anak asuhnya. Dalam konferensi pers pascalaga, ia menyebut bahwa Yamal masih dalam proses belajar. “Lamine masih sangat muda. Saya tidak ingin menekan dia terlalu keras. Dia harus belajar bagaimana menghadapi sorotan dan tekanan besar seperti El Clasico,” ujar sang pelatih.

Pelajaran untuk Lamine Yamal

Insiden ini menjadi pengingat penting bahwa dalam dunia sepak bola modern, perilaku di luar lapangan sama pentingnya dengan performa di atas lapangan.
Sebagai pemain muda yang telah menjadi sorotan internasional, Yamal perlu menjaga citra profesionalnya agar kariernya tidak terganggu oleh kontroversi yang seharusnya bisa dihindari.

Dengan usia yang baru 17 tahun, Lamine Yamal memiliki potensi besar untuk menjadi bintang masa depan Barcelona dan Timnas Spanyol. Namun, untuk mencapai level pemain top dunia, ia perlu menyeimbangkan antara keberanian dan kedewasaan, terutama ketika menghadapi rivalitas sebesar El Clasico.

situs deposit via qris slot

Related Posts

Arne Slot Di Minta Untuk Berani Cadangkan Mohamed Salah

Performa Mohamed Salah Mulai Jadi Sorotan Nama Mohamed Salah selama bertahun-tahun identik dengan ketajaman Liverpool. Sejak tiba di Anfield pada 2017, pemain asal Mesir itu selalu menjadi mesin gol The…

Viral Gol Rizky Ridho Masuk Nominasi Puskas Award 2025

Bek Timnas Indonesia Rizky Ridho Masuk Nominasi Penghargaan Gol Terbaik Dunia Kabar membanggakan datang dari dunia sepak bola Indonesia. Rizky Ridho, bek tangguh milik Persija Jakarta dan Timnas Indonesia, resmi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You Missed

Arne Slot Di Minta Untuk Berani Cadangkan Mohamed Salah

  • By admin
  • November 14, 2025
  • 1 views
Arne Slot Di Minta Untuk Berani Cadangkan Mohamed Salah

Viral Gol Rizky Ridho Masuk Nominasi Puskas Award 2025

  • By admin
  • November 14, 2025
  • 2 views
Viral Gol Rizky Ridho  Masuk Nominasi Puskas Award 2025

Viral Cristiano Ronaldo Sindir Fans Irlandia, Berujung Kartu Merah

  • By admin
  • November 14, 2025
  • 3 views
Viral Cristiano Ronaldo Sindir Fans Irlandia, Berujung Kartu Merah

Ucapan Jose Mourinho Terbukti, Wasit Liga Turki Doyan Judi

  • By admin
  • November 12, 2025
  • 6 views
Ucapan Jose Mourinho Terbukti, Wasit Liga Turki Doyan Judi

Timur Kapadze Beri Sinyal Kuat Latih Indonesia

  • By admin
  • November 12, 2025
  • 5 views
Timur Kapadze Beri Sinyal Kuat Latih Indonesia

Rekor 100 Persen Bayern Munich Diputus Union Berlin

  • By admin
  • November 10, 2025
  • 8 views
Rekor 100 Persen Bayern Munich Diputus Union Berlin