
Duel Penuh Gol Gennaro Gattuso Bersama Timnas Italia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Timnas Italia Yang Dilatih Gennaro Gattuso harus bekerja keras untuk meraih kemenangan saat menghadapi Israel dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan yang digelar di Nagyerdei Stadium, Selasa (9/9/2025) dini hari WIB, menghadirkan drama sembilan gol dan berakhir dengan skor tipis 5-4 untuk Gli Azzurri.
Sejak menit awal, laga berlangsung dengan tempo cepat. Kedua tim tampil terbuka dan berani saling menyerang. Italia sempat memimpin 4-2 hingga menit ke-81, namun Israel mampu bangkit dan menyamakan kedudukan menjadi 4-4 menjelang waktu normal berakhir. Saat laga tampak akan berakhir imbang, Sandro Tonali muncul sebagai pahlawan dengan gol penentu kemenangan pada masa injury time.
Hasil ini membuat Italia pulang dengan tiga poin penuh, sekaligus menjaga peluang mereka untuk lolos ke Piala Dunia.
Moise Kean dan Dor Peretz Jadi Sorotan
Pertandingan ini juga menampilkan aksi impresif dari Moise Kean, striker muda Italia yang tampil tajam dengan mencetak dua gol. Kean membuktikan diri mampu menjadi salah satu ujung tombak masa depan Gli Azzurri setelah sebelumnya sempat diragukan konsistensinya di level klub.
Di kubu lawan, Dor Peretz juga tampil brilian dengan torehan dua gol untuk Israel. Gelandang 30 tahun itu menjadi motor serangan tuan rumah dan membuat pertahanan Italia kerepotan sepanjang pertandingan.
Selain empat gol dari dua pemain tersebut, laga juga diwarnai dengan dua gol bunuh diri yang ironisnya semuanya masuk ke gawang Italia. Situasi inilah yang membuat jalannya pertandingan semakin sulit diprediksi.
Gattuso: “Pertandingan Tergila dalam Karier Saya”
Pelatih Italia, Gennaro Gattuso, tidak bisa menyembunyikan rasa lega sekaligus keheranannya usai laga. Ia menyebut duel kontra Israel sebagai pertandingan paling gila sepanjang karier kepelatihannya.
“Hari ini seperti pembunuhan. Ini pertandingan tergila yang pernah saya ikuti sebagai pelatih, tapi ini masalah saya, bukan masalah para pemain,” kata Gattuso dikutip dari Football Italia.
Menurutnya, Italia terlalu bernafsu menyerang meski sudah unggul. Hal itu membuat Israel beberapa kali mendapatkan peluang emas dari serangan balik cepat. “Kami gila karena terus menyerang secara sistematis, padahal itulah yang ditunggu-tunggu Israel. Kami seharusnya bisa bertahan lebih dalam ketika sudah memimpin,” tambahnya.
Ucapan Gattuso menggambarkan betapa sulitnya menjaga keseimbangan antara gaya bermain menyerang dan kebutuhan untuk bertahan dengan disiplin.
Posisi Italia di Klasemen Grup I

Kemenangan dramatis ini sangat penting bagi langkah Italia di Grup I Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan tambahan tiga poin, Gli Azzurri kini mengoleksi 9 poin dan menempati posisi kedua klasemen sementara.
Mereka hanya tertinggal tiga angka dari Norwegia yang kokoh di puncak klasemen. Sementara itu, Israel harus puas tertahan di papan tengah setelah gagal memanfaatkan momentum untuk meraih poin di kandang sendiri.
Hasil ini membuka peluang besar bagi Italia untuk lolos otomatis ke Piala Dunia 2026, meski perjalanan masih panjang dengan beberapa laga berat menanti, termasuk menghadapi Norwegia dan Republik Ceko.
Baca Juga : Konsistensi Cristiano Ronaldo di Usia 40 Tahun Bersama Portugal
Analisis Permainan Italia
Italia memang tampil menekan sepanjang laga, tetapi kelemahan mereka terlihat jelas di lini belakang. Dua gol bunuh diri dan kebobolan lewat serangan balik menunjukkan bahwa koordinasi pertahanan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Gattuso.
Meski begitu, sisi positif bisa dilihat dari kreativitas lini tengah yang dipimpin Sandro Tonali. Gelandang AC Milan tersebut bukan hanya mencetak gol kemenangan, tetapi juga menjadi pengatur tempo permainan. Sementara itu, Kean menunjukkan perkembangan signifikan dalam hal positioning dan ketajaman di depan gawang.
Gattuso kemungkinan akan melakukan evaluasi besar, terutama dalam hal menjaga konsentrasi saat unggul. Ia juga menegaskan bahwa Italia harus lebih disiplin jika ingin bersaing di level tertinggi.
Sejarah Italia dalam Laga Sarat Gol
Pertandingan penuh gol seperti ini jarang terjadi dalam sejarah Italia. Gli Azzurri dikenal sebagai tim yang mengutamakan pertahanan solid dengan gaya khas catenaccio. Namun, di era Gattuso, permainan Italia terlihat lebih menyerang dan terbuka, meski konsekuensinya adalah pertahanan menjadi lebih rentan.
Kemenangan 5-4 atas Israel tercatat sebagai salah satu laga dengan jumlah gol terbanyak yang pernah dilakoni Italia di ajang resmi dalam dua dekade terakhir. Hal ini tentu menjadi bahan diskusi menarik, apakah Italia akan terus mengadopsi gaya menyerang penuh risiko atau kembali pada tradisi bertahan yang solid.
Reaksi Pemain Italia
Moise Kean mengaku senang bisa berkontribusi besar pada kemenangan ini. “Gol saya tidak akan berarti jika kami tidak menang. Yang terpenting adalah tiga poin dan kami masih berada di jalur menuju Piala Dunia,” ujar Kean usai laga.
Sementara Tonali menyebut kemenangan dramatis ini sebagai bukti mentalitas kuat Gli Azzurri. “Kami tahu laga ini tidak akan mudah. Israel lawan yang tangguh. Tapi kami bermain sampai akhir, dan itu yang membedakan,” katanya.
Tantangan Italia Bersama Gattuso ke Depan
Meski berhasil meraih kemenangan, Gattuso dan anak asuhnya tidak boleh terlena. Pertahanan yang rapuh bisa menjadi bumerang saat menghadapi tim dengan kualitas lebih tinggi. Laga melawan Norwegia, yang kini berada di puncak klasemen, akan menjadi ujian sejati bagi Gli Azzurri.
Gattuso menegaskan bahwa Italia masih dalam proses membangun tim yang solid. “Kami masih harus belajar banyak. Namun saya percaya dengan mentalitas yang ditunjukkan hari ini, kami bisa terus berkembang,” ujarnya.
Kemenangan 5-4 atas Israel menjadi salah satu laga paling dramatis yang pernah dijalani Italia dalam kualifikasi Piala Dunia. Meski performa pertahanan masih mengkhawatirkan, semangat juang dan kualitas individu pemain seperti Moise Kean serta Sandro Tonali membuat Gli Azzurri tetap berpeluang besar melangkah ke Piala Dunia 2026.
Bagi Gattuso, laga ini mungkin meninggalkan pelajaran berharga: Italia harus menemukan keseimbangan antara menyerang agresif dan bertahan disiplin. Jika hal ini bisa diperbaiki, Gli Azzurri akan semakin siap menghadapi tantangan berat di kualifikasi maupun di turnamen besar mendatang.