
Gambaran Umum: Ranking Global Militer Indonesia dan Posisi di ASEAN
Berdasarkan Global Firepower Index 2025, Militer Indonesia menduduki peringkat ke-13 dunia dengan Power Index sekitar 0,2557, sementara Israel berada di posisi 15 dengan skor 0,2661.Artinya, dalam tolok ukur komprehensif GFP yang mempertimbangkan lebih dari 60 faktor—seperti personel, anggaran, logistik, dan alutsista—Indonesia memiliki kekuatan militer yang lebih besar secara keseluruhan dibanding Israel.
Di kawasan ASEAN, Indonesia juga menempati posisi tertinggi sebagai militer terkuat se-Asia Tenggar,di atas negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Singapura, dan Malaysia. Ranking ini konsisten antara laporan 2023 hingga 2025, memperkuat status Indonesia sebagai kekuatan militer utama regional.
Komponen Penentu Kekuatan Militer Indonesia
Personel Militer Besar dan Terstruktur

Indonesia memiliki total personel sekitar 1,08 juta, terdiri dari 400.000 personel aktif, 400.000 cadangan, dan 280.000 paramiliter. Tingginya jumlah personel memungkinkan Indonesia menjaga kesiapsiagaan tinggi di berbagai wilayah nusantara. Dibanding Israel yang memiliki sekitar 670.000 personel dari populasi sekitar 9,4 juta jiwa, kuantitas manusia merupakan keunggulan Indonesia.
Baca Juga : Indonesia Sambut Pengakuan Prancis atas Palestina, Negara Lain Kapan?
Armada Laut dan Lautan Kekuatan Maritim
TNI-AL memiliki lebih dari 296 unit kapal perang, termasuk:
- 4 kapal selam kelas Scorpène (pesanan terbaru)
- 7 fregat
- 24 korvet
- 181 kapal patroli
- 11 unit penjinak ranjau
Jumlah kapal ini jauh lebih besar dari armada Israel, meski negara Zionis itu menonjol dalam teknologi sistem pertahanan. Kombinasi kuantitas dan sebaran geografis menjadikan Indonesia lebih siap menghadapi ancaman maritim dan menjaga kedaulatan laut.
Kekuatan Udara dan Helikopter
Indonesia saat ini mengoperasikan sekitar 458 pesawat militer, termasuk:
- 41 jet tempur
- 23 pesawat serang khusus
- 17 pesawat misi khusus
- 188 helikopter multi-peran
- 15 helikopter serang
- 109 pesawat latih dan transportasi
Meski jumlah jet tempur mungkin lebih rendah dari Israel, keunggulan jumlah keseluruhan dan peran helikopter serta transportasi logistik memberikan Indonesia posisi strategis dalam proyeksi kekuatan di nusantara.
Anggaran Pertahanan dan Industri Alutsista Lokal
Meskipun anggaran pertahanan Indonesia relatif kecil (~USD 10,9–11 miliar atau sekitar 0,8% dari PDB) , Indonesia secara agresif mengembangkan industri pertahanan dalam negeri melalui holding pertahanan bernama Defense Industry Indonesia (Defend ID). Ini mencakup perusahaan seperti:
- PT Pindad (senjata ringan dan rantis)
- PT PAL (kapal perang)
- PT Dirgantara Indonesia (pesawat)
- PT LEN Industri & PT Dahana
Di sisi lain, Israel mengandalkan impor senjata dari AS dan produksi swasta tinggi, namun skala kuantitas secara keseluruhan masih lebih kecil dari basis manufaktur Indonesia yang terus tumbuh.
Perbandingan Indonesia vs Israel: Fitur Strategis
1. Peringkat Global
- Indonesia: peringkat 13 dunia (PowerIndex 0,2557)
- Israel: peringkat 15–17 (PowerIndex 0,2661)
Indonesia unggul karena faktor jumlah personel, armada laut dan udara, serta infrastruktur pendukung yang luas.
2. Tekanan Geopolitik
Indonesia menghadapi tantangan geografis besar: ribuan pulau, jalur laut kritis, dan potensi konflik laut. Namun, skala nasional ini dipandang sebagai kekuatan sistem logistik dan kesiapsiagaan.
Israel, dengan medan kecil, fokus pada teknologi tinggi seperti sistem Iron Dome, UAV, dan intelijen siber. Meski itu unggul teknologi, jumlah keseluruhan platform tetap dibatasi oleh ukuran negara dan sumber daya.
3. Kerja Sama Internasional & Latihan Militer Indonesia
- Super Garuda Shield (latihan militer gabungan Indonesia–AS dan beberapa negara lain seperti Jepang, Inggris, Australia) menampilkan kapasitas interoperabilitas Indonesia di medan latihan internasional serta penguatan kesiapan siber dan logistik
- Latihan bilateral dengan Rusia di perairan Jawa menunjukkan peningkatan hubungan pertahanan global dan diversifikasi Mitra strategis Indonesia
Israel fokus pada latihan dengan AS dan operasi terukur di kawasan Timur Tengah, namun cakupannya cenderung lokal/regional dibanding Indonesia yang menggelar latihan multinasional dan skala operasional luas.
Ancaman dan Tantangan Masa Depan
Modernisasi dan Ketergantungan Teknologi
Indonesia masih membutuhkan modernisasi jet tempur dan sistem pertahanan udara mutakhir. Dengan pengadaan Dassault Rafale, submarine Scorpène dan radar Thales, Indonesia sedang menambah dimensi teknologi gelombang tinggi dalam angkatan udaranya
Biaya Operasional Militer Indonesia dan Pertumbuhan Industri
Meski ke depan ditargetkan mencapai 151–274 kapal perang dan armada modern, program seperti Minimum Essential Force (MEF) tetap membutuhkan pendanaan tinggi dan kerja sama industri yang stabil
Potensi Ancaman Sibernetika dan Hybrid Warfare
Ancaman negara seperti Israel lebih menonjol di sabuk teknologi siber dan intelijen elektronik, bidang di mana Indonesia mulai meningkatkan kapasitasnya, namun tantangan tetap besar.
Tabel Komparatif Singkat
Aspek | Indonesia | Israel |
---|---|---|
PowerIndex (GFP 2025) | 0,2557 – Peringkat 13 | 0,2661 – Peringkat 15 |
Personel Militer | ~1.080.000 (aktif + cadangan + paramiliter) | ~670.000 |
Armada Laut | >296 unit: 4 sub, 7 fregat, 24 korvet, dll. | Armada lebih kecil, teknologi tinggi |
Armada Udara | 458 pesawat (jet + helikopter) | Lebih sedikit, fokus advanced tech |
Anggaran Pertahanan | ~USD 11 miliar (0,8% PDB) | ~USD 30–46 miliar (~8–9% PDB) |
Industri Pertahanan Lokal | Defend ID (BUMN alutsista) | Reliance atas impor dan sektor swasta |
Latihan Multinasional | Super Garuda Shield, bilateral dengan AS, Rusia | Fokus latihan regional |
Kesimpulan: Mengapa Militer Indonesia Unggul di ASEAN dan Di Atas Israel?
Meski Israel diakui memiliki sistem pertahanan teknologi tinggi dan anggaran besar, Indonesia memiliki keunggulan strategis dalam kuantitas personel, armada laut dan udara yang lebih luas, dan kapasitas industri pertahanan lokal yang berkembang tentunya sebagai jaminan kedaulatan. Peringkat Indonesia di atas Israel dalam Global Firepower Index menegaskan bahwa ukuran dan persiapan operasional negara sangat diperhitungkan dalam analisis global.
Indonesia jelas menempati posisi teratas militar di ASEAN, dan walaupun tantangan modernisasi tetap besar, tren positif dalam pengembangan industri pertahanan, latihan internasional dengan berbagai negara, serta proyek pengadaan yang ambisius menjadi indikasi negeri ini sedang bergerak memperkuat kekuatan militernya secara serius.