admin
Persis Solo Kembali Kecolongan di Penghujung Laga
Persis Solo kembali menelan hasil pahit setelah kebobolan di menit-menit akhir dalam dua pertandingan beruntun. Tren negatif ini menjadi perhatian serius bagi pelatih Peter de Roo yang menilai bahwa faktor konsentrasi menjadi penyebab utama.
Dalam laga terbaru di Stadion Segiri, Samarinda, Senin (22/9/2025), Persis Solo harus mengakui keunggulan tuan rumah Borneo FC Samarinda dengan skor tipis 0-1. Gol tunggal pertandingan dicetak Mario Peralta pada penghujung laga. Situasi tersebut membuat tim Laskar Sambernyawa kehilangan kesempatan meraih satu poin yang sudah ada di depan mata.
Kondisi serupa juga terjadi pada pertandingan sebelumnya melawan Persijap Jepara. Dalam duel itu, Persis Solo sempat berpeluang meraih hasil imbang, namun harus gigit jari setelah Sudi Abdallah mencetak gol kemenangan untuk Persijap pada menit ke-90+13.
Fokus Jadi Sorotan Utama
Pelatih Peter de Roo menilai bahwa kebobolan di menit akhir bukanlah sesuatu yang kebetulan. Menurutnya, hal ini berkaitan erat dengan berkurangnya fokus para pemain di fase krusial pertandingan.
“Saya menyoroti ada beberapa pertandingan di Indonesia yang mengejutkan karena gol terjadi di menit akhir. Permasalahannya adalah fokus, itu yang harus ditekankan ke para pemain,” ungkap de Roo usai laga melawan Borneo FC.
Baca atikel lainnya : Al Nassr Lolos Ke Babak 16 Besar Pecundangi Jeddah
Pelatih asal Belanda tersebut menambahkan bahwa tim sebenarnya sudah berusaha menjaga konsentrasi. Namun, sepak bola memiliki dinamika yang tidak selalu bisa diprediksi. Dalam momen-momen akhir, sedikit saja lengah bisa berakibat fatal.
“Saya sudah cek, sebenarnya dalam beberapa laga kami cukup fokus hingga menit akhir. Tetapi itulah sepak bola, ada sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Semua gol di menit akhir biasanya datang dari fokus yang berkurang,” ujarnya menegaskan.
Rotasi Pemain Pengaruhi Performa Persis Solo
Selain faktor konsentrasi, Peter de Roo juga mengungkapkan bahwa kondisi tim yang tidak berada dalam performa terbaik turut berpengaruh. Dalam dua pertandingan terakhir, Persis Solo melakukan rotasi pemain dengan memberi kesempatan bagi pemain muda dan pelapis untuk tampil.
Langkah ini diambil bukan tanpa alasan. Jadwal padat serta kebutuhan menjaga kebugaran pemain inti membuat pelatih harus melakukan rotasi. Namun, konsekuensinya terlihat jelas: kualitas permainan tim menurun dan koordinasi antarlini belum sepenuhnya solid.
“Persis Solo memang melakukan beberapa rotasi, menurunkan pemain muda dan pelapis. Kondisi ini sedikit banyak memengaruhi performa tim. Saat satu poin sudah hampir digenggam, gol di ujung laga justru membuyarkan semua,” jelas de Roo.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa keputusan ini juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memberikan jam terbang kepada para pemain muda. Baginya, pengalaman berharga bisa menjadi modal penting bagi mereka dalam menghadapi tekanan di masa depan.
Analisis Kegagalan di Menit Akhir
Kekalahan dalam dua laga terakhir memperlihatkan bahwa Persis Solo masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam hal konsistensi dan manajemen pertandingan. Menghadapi lawan yang bermain agresif hingga peluit akhir, Persis sering kehilangan kontrol di momen krusial.
Kebobolan di menit akhir biasanya muncul dari tiga faktor utama:
- Kelelahan fisik yang membuat pemain kehilangan daya tahan dalam menjaga pergerakan lawan.
- Kehilangan fokus mental, terutama ketika tim sudah merasa hasil imbang bisa diamankan.
- Kurangnya komunikasi antarlini, sehingga lawan bisa menemukan celah pada situasi terakhir.
Dalam kasus Persis Solo, kombinasi faktor-faktor tersebut terlihat jelas. Ketika lawan meningkatkan tekanan, organisasi pertahanan mereka goyah dan tidak mampu menjaga disiplin hingga detik terakhir.
Evaluasi dan Harapan ke Depan
Peter de Roo menyadari bahwa hasil yang diraih timnya dalam dua laga terakhir cukup mengecewakan. Namun, ia menegaskan bahwa evaluasi akan segera dilakukan agar kesalahan serupa tidak kembali terulang.
“Sebetulnya pertandingan ini kami sudah tetap fokus hingga menit terakhir, tapi itulah sepak bola. Kadang situasi tidak bisa diprediksi. Semua gol last minute datang dari fokus yang berkurang, dan ini akan kami perbaiki,” kata pelatih berusia 56 tahun itu.
Ia menambahkan bahwa seluruh pemain sudah memahami pentingnya menjaga konsentrasi penuh hingga peluit panjang berbunyi. Ke depan, latihan akan lebih banyak difokuskan pada aspek mental, selain peningkatan fisik dan taktik.
“Hasil ini tentu mengecewakan dan kami harus menerimanya. Namun, kami akan terus berbenah untuk pertandingan selanjutnya,” tutup de Roo dengan optimisme.
