Rombak Skuad Manchester United Jual Pemain Dengan Harga Murah

Goalnusantara.com – Manchester United kembali menjadi sorotan bukan hanya karena performa mengecewakan di atas lapangan, tetapi juga karena keputusan transfer yang terus dipertanyakan. Dalam beberapa tahun terakhir, klub berjuluk Setan Merah ini kerap dianggap menjual pemain mereka di bawah nilai pasar — dan ironisnya, banyak dari pemain tersebut justru berkembang pesat di klub lain.

Dengan persiapan musim 2025/26 yang masih belum stabil, rumor perombakan skuad di bawah Ruben Amorim semakin menguat. Namun di tengah upaya mendatangkan pemain baru, United justru kembali kesulitan menjual pemain dengan harga optimal — sebuah pola yang sudah terjadi selama dua dekade terakhir.

Baca Juga : Resmi Rafael Struick di Pemilik Nomor 9 Di Dewa United

Daftar Pemain yang Dijual Manchester United di Bawah Harga Pasar

1. Anthony Elanga

Setelah mencuri perhatian di musim 2021/22, Elanga sempat dianggap sebagai penyerang masa depan United. Namun, minimnya kepercayaan dari Erik ten Hag serta kedatangan Antony membuat Elanga kehilangan tempat.

Pada musim panas 2023, Elanga dilepas ke Nottingham Forest dengan nilai transfer hanya £15 juta. Namun dalam dua musim di Premier League, ia mencatatkan 11 gol dan 20 assist, menjadikannya salah satu pemain sayap muda paling produktif. Kini, ia direkrut Newcastle United dengan harga mencapai £55 juta, mencerminkan kesalahan United dalam mengelola talenta muda.

2. Scott McTominay

Setelah menjadi gelandang andalan selama beberapa musim, McTominay dijual ke Napoli pada 2024 seharga £25 juta. Padahal, setahun sebelumnya West Ham sempat menawarkan lebih tinggi.

Di Italia, pemain Skotlandia itu langsung menjadi pilar utama Napoli dan membawa tim asuhan Antonio Conte meraih gelar Serie A. Bahkan ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Italia, membuktikan bahwa harga jualnya jauh dari nilai sesungguhnya.

3. Alvaro Carreras

Saat United krisis bek kiri di musim 2023/24, Carreras malah dipinjamkan ke Granada dan akhirnya dijual ke Benfica. Kini, Carreras tampil konsisten di Liga Portugal dan bahkan menjadi incaran Real Madrid.

United sempat memasukkan opsi pembelian kembali dalam kontraknya, tetapi tidak pernah mengaktifkannya. Sebuah keputusan yang kembali menunjukkan kurangnya visi jangka panjang dalam pengelolaan pemain akademi

4. Gerard Piqué

Didatangkan sebagai pemain muda dari Barcelona, Piqué gagal mendapat kesempatan reguler di tim utama karena bersaing dengan Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.

Ia dijual kembali ke Barcelona hanya dengan £5 juta, namun kemudian berkembang menjadi salah satu bek tengah terbaik dunia. Piqué memenangkan berbagai gelar besar, termasuk Liga Champions dan Piala Dunia, menjadikannya salah satu pemain tersukses jebolan Old Trafford.

5. Ángel Di María

Di María sempat memecahkan rekor transfer klub saat diboyong dari Real Madrid seharga £60 juta. Sayangnya, ia hanya bertahan satu musim di bawah Louis van Gaal.

Dijual ke PSG dengan harga £44 juta, pemain Argentina ini justru tampil brilian di Paris dengan mencetak lebih dari 90 gol dan 100 assist, serta memenangkan berbagai gelar domestik. Ia bahkan mencetak gol di final Piala Dunia 2022 di usia 34 tahun, menegaskan kualitasnya sebagai pemain kelas dunia yang sempat disia-siakan di Manchester.

6. Diego Forlán

Didatangkan dari Independiente pada 2002, Forlán gagal bersinar di United dan dijual ke Villarreal hanya seharga £2 juta. Namun di La Liga, kariernya melejit. Ia menjadi top skor La Liga dua kali, meraih Sepatu Emas Eropa, dan membawa Atletico Madrid menjuarai Liga Europa serta Copa del Rey.

Kesuksesan Forlán di Spanyol dan timnas Uruguay menjadi contoh klasik pemain yang dijual terlalu cepat dan terlalu murah.

Manchester United masih bergelut dalam membangun kembali skuad kompetitif, tetapi satu pola tetap konsisten: gagal memaksimalkan nilai jual pemain sendiri. Banyak jebolan akademi atau pemain potensial justru bersinar di klub lain, dan klub kehilangan kesempatan meraih keuntungan finansial maupun prestasi.

Di tengah tekanan pasar yang makin kompetitif dan aturan keuangan ketat seperti Profit and Sustainability Rules (PSR), kemampuan menilai dan melepas pemain dengan tepat menjadi sangat krusial. Bila pola ini terus berlanjut, United berisiko tak hanya kehilangan potensi di atas lapangan, tapi juga stabilitas di luar lapangan.

Yuk gabung dan Daftar situs taruhan bola online