
Pernyataan Wahyudin Moridu yang Picu Polemik Di DPRD
Seorang anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, mendadak viral setelah video ucapannya beredar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, Wahyudin terdengar menyatakan niat untuk merampok uang negara dan membuat negara semakin miskin.
Video itu memperlihatkan Wahyudin sedang mengemudikan mobil menuju Makassar, Sulawesi Selatan, dengan seorang wanita duduk di sampingnya. Ia tampak mengenakan kacamata hitam, lalu berbicara sambil tertawa.
“Kita hari ini menuju Makassar menggunakan uang negara. Kita rampok saja uang negara ini. Kita habiskan saja biar negara ini semakin miskin,” ujar Wahyudin dalam video yang beredar.
Pernyataan tersebut memicu kecaman publik karena dianggap merendahkan lembaga DPR serta melukai kepercayaan masyarakat.
Baca Juga Artikel Lainnya : Bersinar di Barcelona Marcus Rashford Sindir Manchester United
Pemeriksaan Badan Kehormatan DPRD

Menanggapi viralnya video tersebut, Badan Kehormatan (BK DPRD Gorontalo) segera memanggil Wahyudin Moridu untuk dimintai klarifikasi pada Jumat (19/9) malam.
Ketua BK DPRD Gorontalo, Fikram Salilama, mengungkapkan bahwa Wahyudin berdalih dirinya tidak sadar saat mengucapkan kalimat tersebut.
“Kami melihat di mobil itu ada botol minuman. Saat ditanya, ia mengaku sejak malam sebelumnya mengonsumsi minuman keras hingga pagi hari menuju bandara masih dalam kondisi mabuk,” kata Fikram.
Fikram menegaskan bahwa Wahyudin mengaku tidak mengetahui dirinya sedang direkam. BK DPRD telah meneliti rekaman video secara utuh dan akan melanjutkan kasus ini ke persidangan etik.
“Semua data sudah ada di kami. Selanjutnya akan dibahas dalam rapat internal untuk diputuskan langkah hukum dan sanksi etik yang akan dijatuhkan,” tambahnya.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf Wahyudin Moridu
Setelah menjadi sorotan publik, Wahyudin Moridu akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia mengaku menyesali perkataannya dan menyebut tidak ada niat untuk melecehkan masyarakat maupun lembaga DPR.
“Saya, Wahyudin Moridu, anggota DPRD Provinsi Gorontalo, didampingi istri saya, dengan ini memohon maaf atas video yang viral di media sosial. Saya tidak berniat menyinggung masyarakat Gorontalo maupun melecehkan siapa pun,” ujar Wahyudin dalam video klarifikasinya.
Ia menekankan bahwa ucapannya tidak mencerminkan sikapnya sebagai wakil rakyat, melainkan murni karena kondisi mabuk.
Reaksi Publik dan Konsekuensi Politik
Ucapan Wahyudin langsung menuai kritik luas dari masyarakat, aktivis, hingga pengamat politik. Banyak yang menilai pernyataan tersebut mencoreng citra DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat yang seharusnya menjaga kepercayaan publik.
Pengamat hukum menilai kasus ini bisa menjadi preseden penting agar anggota legislatif lebih berhati-hati dalam bertindak dan berbicara di ruang publik. Selain itu, publik menuntut BK DPRD menjatuhkan sanksi tegas agar peristiwa serupa tidak terulang.
Langkah Selanjutnya
BK DPRD Gorontalo memastikan proses etik terhadap Wahyudin Moridu akan berlanjut ke persidangan. Keputusan akhir akan ditentukan melalui rapat internal. Apabila terbukti melanggar kode etik, Wahyudin terancam dijatuhi sanksi mulai dari teguran keras hingga pemberhentian dari jabatannya sebagai anggota DPRD.