
Kekalahan Ketiga Manchester United di Premier League
Manchester United kembali harus menelan pil pahit di ajang Premier League 2025/2026. Dalam lawatan ke markas Brentford, Sabtu (27/9/2025) malam WIB, Setan Merah takluk dengan skor 3-1. Hasil ini semakin menambah tekanan pada sang manajer, Ruben Amorim, yang masa depannya kini banyak dipertanyakan.
Pada laga tersebut, Brentford tampil dominan dengan dukungan penuh suporternya di Gtech Community Stadium. Igor Thiago menjadi mimpi buruk lini pertahanan Manchester United setelah mencetak dua gol. Mathias Jensen menambah penderitaan tim tamu dengan gol ketiga, sementara United hanya mampu membalas lewat Benjamin Sesko di babak kedua.
Start Buruk Ruben Amorim di Liga Inggris
Kekalahan dari Brentford bukanlah yang pertama bagi Manchester United musim ini. Sebelumnya, Bruno Fernandes dan kolega sudah tumbang 0-1 dari Arsenal serta dihajar 0-3 oleh Manchester City. Dari enam laga yang telah dimainkan, United baru mengoleksi tujuh poin, hasil dari dua kemenangan, satu imbang, dan tiga kekalahan.
baca artikel lainnya : Real Madrid Tumbang Di laga Derby Madrid Dengan Skor Telak
Posisi Manchester United pun merosot ke peringkat ke-14 klasemen sementara Premier League. Situasi ini jelas menjadi alarm keras bagi Ruben Amorim, mengingat ekspektasi besar yang selalu melekat pada klub sebesar United.
Tekanan terhadap Ruben Amorim

Hasil buruk ini membuat posisi Ruben Amorim mulai dipertanyakan. Sejak ditunjuk sebagai manajer pada November 2024 menggantikan Erik ten Hag, Amorim diharapkan mampu membawa angin segar ke Old Trafford. Namun, catatan yang ditorehkannya belum sepenuhnya memuaskan.
Dari 49 pertandingan di semua kompetisi, Amorim hanya meraih 19 kemenangan, sembilan kali imbang, dan menelan 21 kekalahan. Catatan ini membuat para penggemar dan pengamat mulai ragu apakah sistem permainan yang dibawa Amorim benar-benar cocok dengan karakter Manchester United.
Banyak pihak menilai Amorim terlalu memaksakan gaya bermain berbasis penguasaan bola yang dulu sukses ia terapkan bersama Sporting CP. Namun, di Premier League yang dikenal dengan intensitas tinggi, strategi tersebut belum menunjukkan hasil signifikan.
Amorim Tetap Tenang dan Fokus
Meski tekanan dari luar semakin besar, Ruben Amorim menegaskan bahwa dirinya tidak gentar menghadapi situasi ini. Usai laga melawan Brentford, ia menyampaikan bahwa fokusnya adalah memberikan yang terbaik untuk tim selama masih dipercaya memimpin.
“Saya tidak pernah khawatir dengan pekerjaan saya – saya bukan orang seperti itu. Itu bukan keputusan saya. Saya hanya akan melakukan yang terbaik setiap menit saya di sini,” ujar Amorim dikutip dari BBC.
Pernyataan ini menunjukkan sikap tenang sang manajer. Alih-alih terpengaruh spekulasi mengenai masa depannya, Amorim lebih memilih untuk fokus bekerja dan berusaha mengangkat performa tim.
Tantangan Besar di Depan
Beban yang dipikul Ruben Amorim jelas tidak ringan. Jadwal padat Premier League dan kompetisi Eropa menuntut konsistensi tinggi. Manchester United masih harus menghadapi lawan berat di pekan-pekan mendatang, termasuk Tottenham Hotspur dan Chelsea.
Jika tren negatif tidak segera dihentikan, posisi Amorim bisa semakin goyah. Dewan direksi United dikenal tidak segan mengambil langkah tegas apabila hasil yang ditargetkan tidak tercapai. Apalagi, para pendukung Setan Merah semakin vokal menyuarakan kekecewaan mereka melalui media sosial dan stadion.
Evaluasi Ruben Amorim dan Harapan untuk Manchester United
Meskipun catatan Amorim belum maksimal, masih ada peluang bagi Manchester United untuk bangkit. Tim memiliki sejumlah pemain berkualitas seperti Bruno Fernandes, Marcus Rashford, hingga Rasmus Højlund yang bisa menjadi kunci kebangkitan. Namun, dibutuhkan strategi yang lebih adaptif dan disiplin pertahanan yang lebih solid agar United mampu bersaing dengan tim papan atas lainnya.
Untuk Amorim, evaluasi mendalam perlu segera dilakukan. Ia harus mampu menyesuaikan filosofi bermainnya dengan karakter pemain dan tuntutan Premier League. Jika hal ini bisa diwujudkan, bukan tidak mungkin Amorim masih dapat membalikkan keadaan dan membuktikan dirinya sebagai manajer yang tepat untuk United.